Tips Pacaran Sehat

Pacaran yang sehat sepertinya sudah jarang dilakukan anak muda pada jaman sekarang di masa abad ke-21 ini. pacaran ala jaman sekarang kalau tidak dipantau secara serius oleh keluarga terutama orang tua, dapat membuat hal-hal yang dapat menyimpang ke arah perbuatan di luar norma agama dan norma adat. peran orang tua terhadap anak usia remaja sangat rentan dengan perihal dan kegiatan yang membuat mereka unik dan rasa ingin mencoba, ingin tahu tanpa mengetahui sebab dan akibat selanjutnya. kegiatan negatif para remaja sering membuat para orang tua sedikit kebingungan dalam menyelesaikan dan mengatasi anak-anak mereka. Dunia remaja sering menjadi cambuk bagi orang tua anak. tercatat angka yang sangat memperihatinkan pada Tahun 2013 45% remaja setara usia SMA sudah tidak perawan lagi dan bahkan lebih memperihatinkan hamil saat duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA). Nampaknya pacaran bukan sebagai jenjang penjajakan sebelum menuju berumah tangga, namun hal itu sudah melampaui kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali akal, pikiran, rasa dan karsa. Setidaknya dapat menggunakan akal dan pikiran tersebut untuk digunakan ke hal yang berbau positif.
Pacaran yang sehat merupakan hubungan yang dapat membangun motivasi, semangat, keterbukaan, tidak saling menyakiti baik secara fisik maupun psikologis yang ujungnya dapat menimbulkan hal-hal yang besifat positif. Berikut adalah Tips pacaran yang sehat mengenai hal-hal yang dapat dilakukan dengan maksud untuk mencapai sebuah pola hidup dalam sebuah hubungan yang sehat menuju pola hidup sejahtera yang damai dan bahagia, yakni
1. Menentukan batasan antara kedua pasangan secara baik dengan melihat faktor fisik atau non fisik.
2. Keluwesan berkomunikasi secara terbuka tanpa ada yang pelu untuk ditutup-tutupi.
3. Mengurangi kontak fisik.
4. Memperbanyak untuk saling bertukar pikiran dan pendapat yang membangun.
5. Saling mermberi dukungan yang bersifat positif.
6. Jalin hubungan juga dengan keluarga pasangan.
7. Hindari berpacaran di ruang atau tempat-tempat yang terlihat pribadi.
8. Memahami pendidikan seksual dan peran seksual bagi manusia itu sendiri.
9. Luangkan waktu untuk beribadah secara bersama dengan pasangan untuk berkomunikasi dengan Tuhan.
10. Saling memotivasi diri antara pasangan dan berkomunikasi untuk memikirkan masa depan selanjutnya.
Latar Belakang Terciptanya Pacaran Yang Kurang Sehat
Banyak pola pacaran yang dilakukan anak remaja berujung kepada broken heart atau patah hati, dan yang paling memperihatinkan adalah sikap keputus asaan setelah hubungan berakhir. banyak terjadi peristiwa hamil di luar nikah yang menyebabkan meningkatnya kegiatan aborsi di kalangan remaja-remaja kita. sungguh sangat memperihatinkan sekali. siapa yang harus bertanggung jawab atas perilaku yang memalukan ini? Hal apa saja yang melatarbelakangi terjadinya pacaran yang kurang sehat itu? berikut beberapa latar belakang terciptanya pacaran yang kurang sehat.
1. Rendahnya mutu pendidikan. pendidikan menjadi penyebab terjadinya perilaku menyimpang pada anak usia remaja saat menjalin hubungan asmara. metode dan cara mengajar guru yang monoton dapat membuat jenuh anak untuk mengikuti kegiatan pelajaran di kelas. sehingga sangat banyak saat pelajaran berlangsung anak sekolah yang bolos dan meluangkan waktunya di luar dengan bersenang-senang. Bila mereka mempunyai kekasih, maka biasanya meraka bersenang-senang dengan kekasihnya di luar di tempat-tempat yang sepi yang tidak pantas. Data pada tahun 2013 menunjukkan 45% anak remaja yang berstatus pelajar atau masih sekolah memiliki daya mental yang rendah sehingga aksinya menyimpang norma.
2. Globalisasi yang tidak sepadan dengan karakter bangsa Indonesia. banyaknya beredar video mesum di sekitar anak dengan sangat mudah didapat menyebabkan anak remaja meniru dan melakoni perbuatan tersebut.
3. Broken home atau ketidak harmonisan rumah tangga. anak akan berperilaku berbeda dari teman-temannya yang memiliki keluarga yang harmonis. pada keluarga yang kurang harmonis, anak suka mencari figur yang tepat di luar rumah sehingga perilakunya nampak kaku dan kasar terhadap sesama teman dan saudara-saudaranya bahkan tidak luput juga pada pasangannya. apa yang dilihatnya di luar ia lakukan dan itu terus berlanjut seiring perjalan hidupnya.
4. Materi, jabatan dan kekuasaan. Bila kita mencintai pasangan kita hanya didasari dari segi materi, jabatan atau kekuasaannya. maka hubungan itu tidak akan berlangsung langgeng. kenapa demikian? materi dan jabatan hanyalah sesaat. bila materi yang kita miliki habis, orang yang kita sayangi akan berubah. yang dulunya sayang akan menjadi kasar dan pemarah. cintanya tidak tulus. ketulusan membawa rasa nyaman pada setiap orang, bukan hanya kepada orang yang kita sayangi saja tetapi kepada siapa saja hati ini menjadi senang, riang gembira tanpa buruk prasangka kepada orang lain dengan tidak memilih-milih teman, atau pacar.
Mencegah Pola Pacaran Yang Kurang Sehat
Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Semboyan itu nampaknya lebih pantas diutarakan kepada anak pada usia remaja. bimbingan dan motivasi orang tua di lingkungan rumah tinggal meraka menjadi pusat sentral untuk membiasakan anak dan mendidik anak untuk membangun sikap dan perbuatan yang positif. banyak cara dan langkah-langkah yang dapat diterapkan orang tua dalam mengatasi dan mencegah pacaran usia remaja dalam kegiatan yang kurang baik. Tips pacaran yang sehat seperti gambaran di atas masih kurang lengkap bila peran orang tua di rumah tidak lagi menjadi media dan sumber solusi bagi anak. Karena setiap individu dalam berinteraksi di lingkungan mereka berada pasti suatu saat akan menemui suatu persoalan. entah itu persoalan internal maupun eksternal anak. Orang tua harus peka dan dapat mereka-reka atas setiap persoalan yang dihadapi anak tersebut. jangan sampai persoalan tersebut berujung ke hal-hal yang tidak kita inginkan. itulah makna dari kata “mencegah lebih baik dari pada mengobati”.
Berikut adalah tips mencegah pola pacaran yang kurang sehat
1. Mengenal dan memahami dengan baik karakter dan kepribadian masing-masing pasangan. Mengenal dengan baik pasangan kita secara lahir dan batin merupakan sebuah langkah yang baik ke dalam tips pacaran yang sehat. dengan demikian, tidak ada keraguan lagi bila dirasa sama-sama cocok maka proses rumah tangga segara terjalin.
2. Mengkomunikasikan segala hal baik yang bersifat positif maupun negatif kepada orang tua. hal itu sangat penting karena orang tua merupakan pijakan pertama dalam segala hal. doa dan restu orang tua merupakan rudal ampuh dalam menapak hidup dan kehidupan yang sejahtera, tenteram dan bahagia. sehingga apabila terdapat persoalan yang amat sangat sulit untuk dipecahkan, maka kehadiran orang tua dapat menyejukkan dan sekaligus dapat menyelesaikan persoalan. dan itu pasti. sesuai dengan hadis Nabi Besar Muhammad SAW yang menyebutkan sorga ada ditelapak kaki ibu. patuh dan taat kepada nasehat orang tua seperti ibu kita merupakan doa ampuh yang di Ridhoi Allah. sebesar apapun persoalan yang kita hadapi senantiasakan selalu untuk mengkomunikasikannya kepada orang tua terutama kepada ibu pasti akan ada jalan keluar dengan solusi yang baik. dan setiap langkah kita pasti akan di Ridhoi oleh Allah.
3. Merencanakan dan memastikan arah pacaran. komunikasi yang baik dengan pasangan sebelum memulai pacaran merupakan langkah awal dalam menjalani pacaran yang sehat. dengan demikian arahnya akan ketahuan. apa dan bagaimana kemauan dari msing-masing pasangan anda. apakah hanya sebatas pacaran saja untuk bersenang-senang tanpa arah positif. maka jika hal tersebut terjadi seyakinnya untuk tidak melanjutkannya karena hanya akan berujung kepada broken heart atau patah hati.
4. Berpenampilan yang sederhana, sopan dan tentu sesuai ajaran agama, yakni menutup aurat baik bagi si laki-laki maupun si perempuan. hal itu menjadi sebuah prioritas utama dalam berinteraksi dengan pasangan. penampilan yang kurang baik dapat menimbulkan syahwat yang tidak terkendali bila keyakinannya terhadap agama rendah. Hindarilah berpenampilan seksi baik di ruang terbuka atau pribadi terutama saat berinteraksi dengan pasangan anda.
5. Lakukan kegiatan-kegiatan yang positif seperti membaca, menulis, rekreasi bersama keluarga, melakukan kegiatan sosial atau kegiatan beribadah.