Cara Mengatasi Kejenuhan Dan Kebosanan Siswa Sekolah Dasar Dalam Mengikuti Kegiatan Pembelajaran di Kelas



Siswa sekolah dasar merupakan anak yang sangat unik. mengapa demikian? pada usia 7 tahun sampai dengan 13 tahun merupakan usia yang membutuhkan perhatian, dorongan/semangat, memotivasi, dan bimbingan yang intensif dengan memiliki beraneka karakter, diantaranya dari anak yang suka jalan di kelas (hyper active), suka berbicara dengan teman-temannya sampai dengan hanya diam saja. Perkembangan siswa dengan latar belakang yang berbeda ini membutuhkan perhatian, baik dari orang tua sendiri sebagai pendidik di rumah, maupun dari guru sendiri yang profesinya sebagai pendidik di sekolah atau sebagai tenaga pengajar. Sebagai seorang guru atau tenaga pengajar siswa pendidikan di sekolah dasar, keberadaan guru di depan para siswa-siswinya merupakan sebagai panutan untuk dicontoh dan ditiru. Siswa bukan sebuah alat percobaan, namun siswa sebagai subjek dari segala aktivitas yang terkait dengan perkembangan dirinya perlu ekstra perhatian.
Hal itu disadari bahwa diantara faktor internal dan eksternal, faktor internallah yang memiliki sumbangan yang sangat besar bagi terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif serta hasil dari tujuan pembelajaran yang memuaskan sesuai dalam tujuan pendidikan nasional sebagai acuannya. Oleh sebab itu, dari awal masuk sekolah dasar, siswa anak sekolah dasar diajak terlibat dalam mengembangkan program pembelajaran di kelas yang tentunya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dukungan yang memungkinkan terciptanya kegiatan pembelajaran yang menarik dan menggairahkan siswa. Sehingga dalam konteks ini, terjadi semacam kontak belajar. tentu saja posisi guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai fasilitator, pendorong, dan pendukung yang mampu menjadikan kegiatan belajar di kelas sebagai aktivitas yang produktif.
Kemauan yang baik dan nasehat guru yang terus menerus perlu dibangun adalah membangun motivasi internal anak yang memungkinkan anak dapat mencapai kemandirian dalam kehidupannya untuk menemukan dan memecahkan masalah, baik yang datangnya dari dirinya sendiri maupun dari lingkungan sosial dan fisiknya dimana ia berada.
Beberapa cara mengatasi kejenuhan atau kebosanan pada siswa sekolah dasar dalam mengikuti pelajaran di kelas adalah sebagaimana uraian berikut.
  1. Guru dapat memberi hubungan yang harmoni dengan siswa. hal ini merupakan sumber inspirasi anak sekolah dasar dalam melakukan peniruan perilaku positif, terutama yang terkait dengan aktivitas akademik. Guru yang baik secara tidak langsung dapat memberikan suasana yang nyaman dan kondusif bagi terciptanya suasana suka belajar pada diri siswa tentang materi yang diberikan guru. Tidak sedikit anak sekolah dasar tidak menyukai atau menyukai mata pelajaran tertentu itu karena dimotivasi oleh tingkat keakraban dan keharmonisan hubungan antara guru dengan siswa. Guru yang angker dapat menghasilkan sikap negatif pada diri siswa, tidak hanya pada guru sebagai pribadi, melainkan juga bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya. Demikian pula sebaliknya, guru yang memiliki hubungan positif dan memiliki sikap yang akomodatif terhadap semua siswanya, akan berkemungkinan dapat menghasilkan sikap siswa yang positif terhadap kehadiran guru, tidak hanya sebagai pribadi, melainkan juga terhadap mata pelajaran yang dipegangnya menjadi favorit siswa. Suasana positif ini berpeluang besar dalam mendorong siswa untuk rajin dan semangat untuk belajar dan menyelesaikan tugas yang berat sekalipun. hal inilah yang membuat siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pelajaran di kelas.
  2. Guru sekiranya selalu memperhatikan potensi siswa, cara membimbing, dan memotivasi siswa. apakah ia siswa yang cerdas berbakat atau siswa dengan kecakapan intelektual biasa. Dalam kasus ini, maka penanganan dan layanan pada siswa cerdas dan berbakat berbeda dengan siswa pada umumnya. Hal ini dikarenakan adanya tingkat kebutuhan yang berbeda, bukan faktor pilih kasih atau faktor lain yang hanya malah membawa kesenjangan atau kecemburuan sosial. Namun hal ini tidak lain karena memang tingkat kemampuan dari siswa yang berbeda, maka dari itu perlu cara membimbing bagi siswa cerdas dan berbakat pun dibedakan dengan siswa pada umumnya. Selain dengan memperhatikan potensi siswa, memberikan hadiah yang layak kepada siswa yang berprestasi merupakan langkah yang strategis dalam mengembangkan minat belajar siswa. Dengan demikian, siswa merasa termotivasi dan pada akhirnya siswa tidak merasa jenuh/bosan dalam mengikuti pelajaran karena dirinya merasa tertarik dan  senang terhadap guru serta materi yang disampaikan oleh guru. Pelu digaris bawahi, apapun jenis dan tingkat hadiah yang diberikan, cenderung memiliki potensi yang mampu mendorong siswa lebih bergairah dan menyukai kegiatan sebelumnya. namun perlu diperhatikan, bahwa hadiah yang diberikan harus bersandar kepada pengakuan kehadiran siswa sebagai manusia, bukan dianggap sebagai objek yang bersifat reaktif. Cara penyampaian hadiah diharapkan dapat menuntut perlakuan yang tepat dan kotekstual, tidak sembarang waktu dan tempat. hal ini diperlukan untuk menjaga hadiah supaya tidak menurunkan nilai hadiah.
  3. Memberikan siswa kemandirian yang cukup. hal ini diperlukan agar siswa dapat terdorong untuk semakin bebas dalam mengembangkan dirinya dan berimprovisasi dalam menghadapi tantangan hidupnya, terutama yang berkenaan dengan persoalan akademik. Tidak sedikit perlakuan yang kurang memberikan kebebasan kepada siswa dapat berakibat siswa kurang semangat dan gairah dalam belajar di kelas. sehingga membuat siswa cepat bosan dan jenuh dalam mengikuti pelajaran.
  4. Menciptakan lingkungan fisik, sosial, dan suasana sekolah dasar yang kondusif dengan melakukan management oleh seluruh warga sekolah agar tercipta suasana sekolah dasar yang nyaman bagi siswa untuk belajar di kelas, saat tinggal atau berada di sekolah maupun seluruh warga yang ada di sekolah pada umumnya. Salah satunya dapat dilakukan dengan penataan kelas dengan tatanan bangku yang bervariasi dengan dilakukan secara ulang di setiap pertemuan tertentu, diharapkan dapat memberikan suasana yang tidak membosankan siswa yang setiap hari berada di kelas. Pemberian dekorasi yang menawarkan suasana segar dan menantang penghuninya cenderung membuat siswa dapat bertahan lama melakukan kegiatan di dalam ruangan, bahkan akan lebih menarik lagi jika tempat kegiatan belajar tidak tergantung sepenuhnya dengan tempat yang ada di kelas, melainkan dapat saja dilakukan di luar kelas, termasuk juga di perpustakaan atau halaman sekolah. Tentu saja hal itu harus ada jaminan bahwa kegiatan itu dapat dikelola secara baik dan efektif. bukan sebaliknya malah menjadi tidak terorganisir sehingga hasil kegiatan tidak sesuai tujuan dan harapan.
  5. Menegakkan kegiatan-kegiatan yang bernuansa memberikan motivasi terhadap belajar siswa. Sekolah dapat membangun tempat belajar yang bebas dari kebisingan dan polusi lainnya, akan memberikan dukungan positif bagi anak sekolah dasar untuk bertahan belajar di sekolah. Hal ini dapat diwujudkan dengan membangun taman, tempat belajar, dan ruang kelas yang tidak pengap.
  6. Kepala sekolah dan dewan guru juga diharapkan dapat menegakkan aspek sosial dan emosional terhadap masyarakat dan siswa. sehingga komunikasi sosial berjalan dengan lancar. tidak sampai muncul kecemburuan sosial yang hanya diakibatkan status sosial dan ekonomi.
  7. Yang jarang dilakukan dan bahkan sangat perlu untuk dicoba adalah dengan cara mengundang sumber belajar secara langsung ke dalam kelas dengan maksud dan tujuan untuk membagi pengalamannya dengan siswa. Jadi bukan guru saja yang diandalkan sebagai satu-satunya sebagai pusat informasi, melainkan orang lain yang memiliki potensi juga dapat diundang ke kelas atau anak-anak dapat dibawa ke tempat orang sumber itu berada. Variasi kegiatan semacam ini akan memberikan inspirasi baru bagi siswa. Siswa tidak hanya memperoleh informasi yang lebih, kehadiran orang sebagai sumber belajar justru akan memberikan motivasi tersendiri. lebih-lebih mereka akan mengidolakannya. pemilihan orang sebagai sumber inspirasi belajar dapat saja para ahli atau praktisi di lapangan, atau justru orang tua siswa yang memiliki latar belakang akademik tertentu atau profesi dengan memiliki figur yang baik di mata masyarakat.
  8. Selain Hal dari ke-7 di atas, peran guru yang sangat penting untuk memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas agar tidak mudah jenuh adalah bagaimana cara guru dalam mengoperasikan model, metode dan strategi pembelajaran tentunya yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa. dalam hal ini guru harus memiliki kemampuan untuk mengolah, mengatur, dan menata metode, media dan hal lain yang berhubungan dengan cara menggunakan model-model pembelajaran yang bervariatif, tidak monoton, dan masih bersifat konvensional. Siswa akan nampak tertarik bila pelajaran dapat dikemas dengan semenarik mungkin sesuai dengan model-model pembelajaran yang telah dikembangakan oleh para ahli pendidikan yang banyak dipublikasikan yang dapat kita peroleh di perpustakaan dan tempat-tempat wahana belajar lainnya.

1 komentar so far

Sebaiknya Jangan terlalu banyak penjelasannya,gunakanlah kata kata yang jelas,singkat dan logis ,gitu mas sori ya